Kelompok atau grup
dapat diartikan sebagai suatu kumpulan manusia, dua orang atau lebih dengan
pola interaksi yang nyata dan dianggap satu kesatuan. Interaksi tersebut
bersifat relative tetap, dikarenakan mereka mempunyai kepentingan, sifat atau tujuan
yang sama dan saling tergantung atau ada ikatan diantara mereka
Dari
uraian diatas kelompok mempunyai cirri-ciri :
a. terdiri dari dua orang atau lebih
b. berinteraksi dan saling ketergantungan satu sama lain
c. mempunyai tujuan yang sama
d. melihat dirinya sebagai suatu kelompok
Bentuk-bentuk
kelompok bisa antara lain dapat berupa: kelompok sosial dan kelompok tugas,
kelompok formal dan kelompok informal kelompok primer dan kelompok skunder,
kelompok terbuka dan kelompok tertutup.
Dinamika Kelompok merupakan suatu kelompok yang terdiri dari
dua atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologis secara jelas antara
anggota satu dengan yang lain dan berlangsung dalam situasi yang dialami (Purnawan,
2004).
Dari Uraian diatas
dapat disimpulkan bahwa dinamika kelompok berarti suatu kelompok yang teratur
dari dua individu atau lebih yang mempunyai hubungan psikologis yang jelas
antara anggota kelompok yang satu dengan yang lain. Dengan kata lain, antara
anggota kelompok mempunyai hubungan psikologis yang berlangsung dalam situasi
yang dialami secara bersma-sama.
Persoalan dalam
Dinamika Kelompok
Didepan telah
disebutkan pengertian dinamika kelompok secara jelas yang ditarik atas dasar
berbagai pendapat para ahli, baik dari ahli psikologi, ahli sosiologi, dan ahli
psikoklogi social sehungga pengertian ini menjadi lebih sempurna.
Dari pokok pengertian
dinamika kelompok dapat ditarik berbagai persoalan yang menjadi objek studi
dinamika kelompok. Lebih lanjut secara ringkas dapat disebutkan bahwa persoalan
dinamika kelompok adalah semua gejala kejiwaan yang disebabkan oleh kehidupan
bersama dalam kelompok yang face to face.
Ruth Benedict
menjelaskan bahwa persoalan yang ada dalam dinamika kelompok dapat diuraikan
sebagai berikut.
1.
Kohesi/persatuan
Dalam persoalan kohesi
akan dilihat tingkah laku anggota dalam kelompok, seperti proses pengelompokan,
intensitas anggota, arah pilihan, nilai kelompok, dan sebagainya.
2.
Motif/dorongan
Persoalan motif ini
berkisar pada interes anggota terhadap kehidupan kelompok, seperti kesatuan
berkelompok, tujuan bersama, orientasi terhadap kelompok, dan sebagainya.
3.
Struktur
Persoalan ini terlihat
pada bentuk pengelompokan, bentuk hubungan, perbedaan hubungan antar anggota,
pembagian tugas dan sebagainya.
4.
Pimpinan
Persoalan pimpinan
tidak kalah pentingnya pada kehidupan kelompok, hal ini terlihat pada bentuk -
bentuk kepemimpinan, tugas pimpinan, sistem kepemimpinan, dan sebagainya.
5.
Perkembangan
kelompok
Persoalan perkembangan
kelompok dapat pula menentukan kehidupan kelompok selanjutnya, dan ini terlihat
pada perubahan dalam kelompok, senangnya anggota tetap berada dalam kelompok,
perpecahan kelompok, dan sebagainya.
Beberapa alasan
pentingnya mempelajari dinamika kelompok, antara lain adalah sebagai berikut:
a.
Individu
tidak mungkin hidup sendiri didalam masyarakat.
b. Indvidu tidak dapat
pula bekerja sendiri dalam memenuhi kehidupannya.
c.
Dalam
Masyarakat yang besar, perlu adanya pembagian kerja agar pekerjaan dapat
terlaksana denan baik. Hal itu bisa terjadi apabila dikerjakan dalam kelompok
kecil.
d. Masyarakat yang
demokratis dapat berjalan baik apabila lembaga sosial dapat bekerja dengan
efektif
e.
Semakin
banyak diakui manfaat dari penyelidikan yang ditujukan kepada
kelompok-kelompok.
UNSUR-UNSUR
DINAMIKA KELOMPOK
Kelompok harus bisa
produktif, harus bisa menghasilkan sesuatu, bermanfaat bagi anggotanya. Agar
kelompok produktif, kelompok harus dinamis. Untuk bisa dinamis, unsur-unsur
dinamika sebagai kekuatan kelompok tersebut harus terpenuhi. Unsur-unsur
dinamika kelompok tersebut adalah :
A.
Tujuan Kelompok
Tujuan kelompok dapat
diartikan sebagai gambaran yang diharapkan anggota yang akan dicapai oleh kelompok. Tujuan kelompok harus jelas
dan diketahui oleh seluruh anggota. Untuk mencapai tujuan kelompok tersebut
diperlukan aktivitas bersama oleh para anggota. Hubungan antara tujuan kelompok
dengan tujuan anggota bisa : a) sepenuhnya bertentangan, b) sebagian
bertentangan, c) netral, d) searah dan e) identik. Dengan demikian bentuk
hubungan ”a” tidak menguntungkan dan bentuk ”d” adalah yang paling baik
B.
Struktur Kelompok
Struktur kelompok
adalah bentuk hubungan antara individu-individu dalam kelompok sesuai posisi
dan peranan masing-masing. Struktur kelompok harus sesuai/mendukung tercapainya
tujuan kelompok. Yang berhubungan dengan struktur kelompok yaitu :
1.
Struktur Komunikasi
Sistim
komunikasi dalam kelompok harus lancar agar pesan sampai kepada seluruh anggota,
komunikasi yang tidak lancar akan menimbulkan ketidakpuasan anggota, pada
gilirannya kelompok menjadi tidak kompak.
2.
Struktur Tugas Atau
Pengambilan Keputusan
Pembagian
tugas harus merata dengan memperhatikan kemampuan, peranan, dan posisi
masing-masing anggota. Dengan demikian seluruh anggota kelompok ikut
berpartisipasi dan terlibat, sehingga dinamika kelompok harus semakin kuat.
3.
Struktur Kekuasaan atau
Pengambilan Keputusan
Kedinamisan
kelompok sangat erat dengan kecepatan pengambilan keputusan selain harus jelas
siapa yang mengambil keputusan dan ketidak cepatan (kelambatan) pengambilan
keputusan menunjukkan lemahnya struktur kelompok
4.
Sarana Terjadinya
Interaksi
Interaksi
di dalam kelompok sangat diperlukan sedangkan dalam struktur kelompok harus
menjamin kelancaran interaksi, kelancaran interaksi memerlukan sarana (contoh
ketersediaan ruang pertemuan kelompok) dapat menjamin kelancaran interaksi
antar anggota.
Fungsi Tugas
Fungsi tugas adalah
segala kegiatan yang harus dilakukan kelompok dalam rangka mencapai tujuan. Secara
keseluruhan fungsi ini sebaiknya dilakukan dengan kondisi menyenangkan, dengan
kondisi yang menyenangkan dapat menjamin fungsi tugas ini dapat terpenuhi.
Kriteria yang dipergunakan pada fungsi tugas ini terpenuhi atau tidak adalah
terdapatnya:
1. Fungsi memberi informasi
Dengan
kondisi yang menyenangkan gagasan yang muncul dan penyebarannya kepada anggota
lainnya akan berjalan dengan baik
2. Fungsi koordinasi
Dalam
kelompok fungsi koordinasi ini sangat diperlukan untuk mengatur berbagai
pola-pola pemikiran/tindakan agar terjadi kesepakatan tindakan.
3. Fungsi memuaskan anggota
Semakin
anggota merasa senang dan puas, semakin baik kekompakan kelompok.
4. Fungsi berinisiatif
Kelompok
perlu merangsang dari semua anggota untuk bisa memunculkan banyak inisiatif,
makin banyak muncul inisiatif makin kuat dinamika kelompok
5. Fungsi mengajak untuk berpartisipasi
6. Fungsi menyelaraskan
Mengembangkan dan Membina Kelompok
Mengembangkan dan
membina kelompok dimaksudkan sebagai usaha mempertahankan kehidupan kelompok,
kehidupan berkelompok dapat dilihat dari adanya kegiatan
1. Mengusahakan/mendorong
agar semua anggota kelompok ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan kelompok.
Dengan demikian rasa memiliki kelompok dari para
anggotanya akan tinggi.
2.
Tersedianya
fasilitas
3.
Mengusahakan/mendorong
menumbuhkan kegiatan, agar para anggota bisa ikut aktif berperan
4.
Menciptakan
norma kelompok. Norma kelompok ini digunakan sebagai acuan anggota kelompok
bertindak.
5. Mengusahakan
adanya kesempatan anggota baru, baik untuk menambah jumlah maupun mengganti
anggota yang keluar
6. Berjalannya
proses sosialisasi. Untuk mensosialisasikan adanya anggota baru adanya norma
kelompok adanya kesepakatan, dan sebagainya
Kekompakan Kelompok
Kekompakan kelompok
menunjukkan tingkat rasa untuk tetap tinggal dalam kelompok, hal ini dapat
berupa : loyalitas, rasa memiliki, rasa keterlibatan, dan keterikatan.
Terdapat enam faktor
yang mempengaruhi kekompakan kelompok yaitu:
1. Kepemimpinan Kelompok
Kepemimpinan
kelompok yang melindungi, menimbulkan rasa aman, dapat menetralisir setiap
perbedaan.
2. Keanggotaan Kelompok
Anggota
yang loyal dan tinggi rasa memiliki kelompok.
3. Nilai Tujuan Kelompok
Makin
tinggi apresiai anggota terhadap tujuan kelompok, kelompok semakin kompak.
4. Homogenitas Angota Kelompok
Setiap
anggota tidak menonjolkan perbedaan masing-masing, bahkan harus merasa sama,
merasa satu.
5. Keterpaduan Keiatan Kelompok
Keterpaduan
anggota kelompok di dalam mencapai tujuan sangatlah penting.
6. Jumlah Anggota Kelompok
Pada
umumnya, bila jumlah anggota kelompok relatif kecil cenderung lebih mudah
kompak, dibandingkan dengan kelompok dengan jumlah anggota besar.
Suasana Kelompok
Suasana kelompok
adalah keadaan moral, sikap dan perasaan bersemangat atau apatis yang ada dalam
kelompok, suasana kelompok yang baik bila anggotanya merasa saling menerima,
saling menghargai, saling mempercayai dan bersahabat.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi suasana kelompok adalah
1.
hubungan
antar anggota. Hubungan yang mendukung adalah hubungan yang rukun, bersahabat,
persaudaraan;
2. kebebasan
berpartisipasi. Adanya kebebasan berpartisipasi, berkreasi akan menimbulkan
semangat kerja yang tinggi; dan
3.
lingkungan fisik yang
mendukung.
G.
Tekananan pada Kelompok
Tekanan pada kelompok
dimaksudkan adalah adanya tekanan-tekanan dalam kelompok yang dapat menimbulkan
ketegangan, dengan adanya ketegangan akan timbul dorongan untuk mempertahankan
tujuan kelompok. Tekanan kelompok yan cermat, dan terukur akan dapat
mendinamiskan kelompok, bila tidak justru akan berakibat sebaliknya.
Efektifitas Kelompok
Efektifitas kelompok
adalah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas kelompok dalam mencapai
tujuan. Semakin banyak tujuan yang dapat dicapai, semakin banyak keberhasilan,
anggota kelompok akan semakin puas. Bila anggota kelompok
merasa puas kekompakan dan kedinamisan kelompok akan semakin kuat.
Tahapan Perkembangan Kelompok
Kelompok
yang dinamis tidak dapat diwujudkan dengan mudah, karena merupakan rangkaian
dari perkembangan yang bertahap dan terus berkembang sesuai dengan perkembangan
manusia sebagai anggota kelompok.
Menurut
Richard (1999), tahapan perkembangan kelompok adalah sebagai berikut:
1.
Menetapkan arah (drive)
Dalam
tahap ini kelompok harus memfokuskan pada misinya dan membuat garis besar strategi
yang akan ditempuh serta menetapkan tujuan, prioritas dan prosedur kerja serta
peraturan bagi kelompok.
2.
Bergerak (strive)
Dalam
tahap ini peran dan tanggungjawab anggota kelompok ditetapkan dengan jelas. Dalam
tahap ini beberapa kendala akan dihadapi dengan penuh bijaksana bersama dengan
seluruh anggota kelompok, sehingga seluruh permasalahan dapat dihadapi dengan
arif dan bijaksana.
3.
Mempercepat gerak (thrive)
Dalam
tahap ini dimungkinkan untuk meningkatkan produktivitas secara maksimal. Dalam
memecahkan masalah menggunakan umpan balik dari sesama anggota, manajemen
konflik, kerjasama dan pembuatan keputusan yang efektif. Penguasaan terhadap
wilayah secara cepat dan efektif dengan daya tahan yang tangguh.
4.
Sampai (arrive)
Dengan
kerjasama kelompok yang kompas, maka kelompok akan mencapai keberhasilan dengan
mengatasi semua kendala-kendala yang ada, akhirnya mencapai prestasi yang luar
biasa. Namun apabila dalam tahap ini, kelompok belum mencapai keberhasilan,
idealnya dilakukan peninjauan kembali dengan melaksanakan konsulidasi upaya
misalnya berkoordinasi secara maksimal. Disamping itu perlu meninjau kembali
sasaran-sasaran yang telah ada, masih relevan atau tidak.
Membangun Rasa Kebersamaan Kelompok
Tahapan-tahapan
dalam membangun kelompok yang dinamis seperti tersebut diatas akan berjalan dengan baik, apabila anggota-anggota
kelompok mampu membangun rasa kebersamaan secara efektif. Untuk membangun rasa
kebersamaan secara didalam suatu kelompok, maka setiap anggota kelompok harus
mampu untuk menerima keragaman anggota kelompok. Oleh karena itu dalam suatu
kelompok harus memiliki anggota dengan karakteristik yang berorientasi pada
opini, berorientasi pada persamaan, serta berorientasi pada tujuan (Pranoto dan
Suprapti, 2006).
1.
Berorientasi pada opini
e. Berlawanan dengan orang
yang bersifat dogmatis, akan mengarahkan pada tindakan yang tidak mengutuk
orang lain;
f. Memperkenalkan gagasannya
tanpa mengusulkan atau bahkan mengisyaratkan agar orang lain memberi posisi
istemewa pada gagasannya;
g. Saling meminta ide dari
anggota kelompok yang lain, bukan berorientasi pada gagasan perorangan; dan
h.
Tidak hanya memfokuskan
pada idenya sendiri, tetapi menginvestigasi pendapat orang lain.
2. Berorientasi pada persamaan
a. Anggota kelompok yang
berorientasi pada persamaan melihat keragaman sebagai suatu keunggulan.
Perbedaan yang dimiliki dapat dipakai untuk mengecek setiap sisi, sudut, puncak
dan dasar suatu masalah;
b.
Mengandalkan pada semua
anggota; dan
c.
Kepercayaan kepada
anggota kelompok untuk meningkatkan produktivitas.
3.
Berorientasi pada tujuan
a. Anggota kelompok yang berorientasi pada tujuan kelompok kecil/tim
kemungkinan akan konflik disebabkan oleh keunikan masing-masing kelompok;
b. Keseluruhan anggota kelompok nerorientasi pada tujuan yang sama;
c. Anggota kelompok mengakui bahwa masing-masing anggota kelompok memiliki
tujuan, dan ada kemungkinan tujuan tersebut bertentangan dengan tujuan
kelompok; dan
d. Keunikan anggota kelompok yang muncul segera
dapat diatasi, tidak dibiarkan melahirkan masalah baru.