Permasalahan lingkungan dalam kegiatan usaha budidaya ikan belum mendapat perhatian. Upaya peningkatan produksi baik melalui kepadatan ikan
yang dibarengi penerapan teknologi, dukungan saprodi serta pemberian pakan
buatan terus digalakan. Dampak
atas perkembangan tersebut akan berakibat penurunan daya dukung lingkungan
budidaya. Pembukaan
lahan untuk budidaya ikan telah mengabaikan konsep ekosistim dan keseimbangan.
Penggunaan bahan kimia dan antibiotik sebagai langkah
pengobatan atas serangkaian wabah penyakit juga memunculkan masalah baru dalam
budidaya.
Aplikasi Bahan Kimia pada dosis yang tidak tepat dapat
mematikan biota lain yang pada
hakekatnya turut menjaga keseimbangan ekosistim di kolam. Penggunaan Probiotik
merupkan sebagai salah satu upaya untuk memperbaiki lingkungan budidaya
dan dapat menekan penyakit. Hingga sekarang, probiotik belum adanya efek samping yang merugikan akibat
penggunaan probiotik tersebut.
Probiotik adalah mikroba
yang menguntungkan bagi ikan yang dibudidayakan. Mikroba itu antara lain
bakteri asam laktat seperti Lactobacillus, Carnobacterium, beberapa kelompok Bacillus, dan Pseudomonas. Bakteri
berfungsi menguraikan sisa pakan, senyawa organic dari pakan yang terlarut, dan
kotoran ikan.Sampah-sampah itu dapat mengotori air dan menjadi tempat tumbuh
bakteri pathogen, jamur atau mikroba jahat, dan menyebabkan ikan mudah
terserang penyakit
Berbagai Produk Probiotik utk aplikasi perikanan telah
banyak dipasarkan dgn berbagai variasi penggunaannya, Namun secara mendasar
model kerja probiotik dapat dikelompokan menjadi 3 yaitu : 1) menekan populasi mikroba melalui kompetisi dgn memproduksi
senyawa2 antimikroba atau melalui kompetisi nutrisi; 2) merubah metabolisme mikrobial dgn meningkatkan atau
menurunkan aktifitas enzim pengurai (selulase, protease, amilase, dll), dan
3) menstimulasi imunitas melalui peningkatan
kadar antibody organisme akuatik.
Aplikasi Beberapa Jenis Probiotik
1. Probiotik Jenis Pro Satu – P
Merupakan produk probiotik premium berbentuk powder yang berfungsi sbg BIOREMEDIATOR yang khusus diciptakan untuk komoditas perikanan. BIOREMEDIATOR adalah : proses pemulihan kondisi lahan dengan menggunakan bakteri. Pengolahan tanah dan air yg baik dgn melibatkan bioremediator akan dapat memodifikasi lingkungan menjadi lebih baik dan sesuai utk ikan yang dipelihara. Prosedur penggunaan probiotik prosatu-P bisa diterapkan pada: 1) budidaya ikan KJA/keramba penggunaan Prosatu-P dpt diberikan melalui campuran pakan dengan perbandingan 1 gram powder Prosatu-P dicampurkan dengan 1 Kg pakan, dan 2) pada Kolam, aplikasi penggunaannya sebagai berikut : campuran pakan sebagai vitamin dgn perbandingan 1 gr Prosatu-P dicampurkan 1 Kg pakan, menurunkan pathogen aplikasi penggunaannya adalah 5-10 kg prosatu-P per 0,5 Ha kedalaman air 1 m dgn interval 3 hari, dan membersihkan air/bioremediator (memodifikasi lingkungan menjadi lebih baik dan sesuai bagi ikan yg dipelihara) dengan aplikasi penggunaannya adalah 5 Kg Prosatu-P per 0,5 ha, kedalaman air 1 m dengan interval 5 hari. Secara umum aplikasi penggunaan Prosatu-P pd BD ikan di kolam sebagai berikut, Prosatu-P dipakai secara berkelanjutan mulai tahap persiapan kolam sampai panen. Pemakaian setiap 5-7hari apabila kondisi air buruk, dapat ditingkatkan setiap 3-4 hari. Prosatu-P dapat dilarutkan denga air bersih secukupnya, kemudian ditebarkan ke kolam dan tidak perlu dikultur dengan dosis 1ppm/5 hari. Contoh : luas kolam 100m2, kedalaman 1 m, perlu probiotik sebanyak 100 gr. Klam lele luas 20m2 kedalaman 60 cm, perlu 12 gr.
2. Produk Boster (planktop dan multiselp)
Pengalaman pada waktu
program wirausaha budidaya lele dengan sistim terpal, penggunanan priduk boster
pada lembaran terpal untuk kolam dipasang
dan diisi air dengan ketinggian + 40 Cm. Larutkan/encerkan masing-masing Planktop/Multiselp dalam
ember Volume 12 Lt yang sudah berisi air biasa
sebanyak 250 cc/0,5 are, dan tebarkan masing-masing
planktop dan multiselp secara merata dipermukaan air pada kolam terpal. Diamkan/tunggu air kolam sampai berwarna hijau, biasanya
2-3 hari tergantung sinar matahari yang masuk di kolam terpal. Setelah airnya berwarna hijau, dan sudah tumbuh
zooplankton/jentik-jentik, selanjutnya tebarkan benih lele sesuai kepadatan
yang dianjurkan. Selang
waktu 7 hari (1Mgg) berikutnya, tambahkan planktop/multiselp dengan dosis 50
cc, cara pemberian sama seperti no. 2 diatas. Setelah benih berumur 14 hari (2 Mgg), tambahkan air
kolam setinggi 80-100 Cm dan tambahkan lagi planktop/multiselp dengan dosis 100
cc. Pemberian selanjutnya, sampai lele panen diberikan setiap
minggu cukup dengan dosis 50 cc saja. Bila perlu karena airnya pekat/keruh, agar dibuang air
dasar kolam dengan sistim siphon +
20 -30%. Limbah air ini dapat
dimanfaatkan sebagai pupuk organik, baik utk tanaman maupun tumbuh2an lainnya
Kesimpulan
• Teknologi Probiotik mrpkan teknologi pilihan yang ramah
lingkungan dan berkelanjutan.
• Probiotik dpt digunakan sbg alternatif antibiotik
• Dgn aplikasi probiotik penggunaan air dpt ditekan shg
ketergantungan thd air yg bersumber dari luar dapat diperkecil
• Probiotik tidak saja dpt memperbaiki lingkungan dan
menetralkan senyawa metabolite toxik spt : Ammonia, Nitrit dan H2S, tetapi juga
dpt menekan bakteri merugikan dan meningkatkan kekenalan ikan.
• Disamping itu Probiotik dpt meningkatkan SR, memperbaiki FCR, sbg makanan alami dan meningkatkan produksi.
No comments:
Post a Comment