Cara Mengatasi Udang Yang terserang “Berak Putih”
Serangan penyakit yang dikenal
dengan kotoran putih
atau berak putih pada budidaya
udang vaname saat ini telah menyerang pada
banyak kawasan terutama
pada tambak intensif. Sebagai dampaknya nafsu makan udang menurun, kondisiudang kropos
dan mati yang
pada akhirnya menurunkan produktivitas udang vaname. Pasalnya, hingga saat
ini ia belum bisa mencegah munculnya penyakit white feces (kotoran putih).
Penyakit white feces umum
disebut berak putih. Udang
yang terkena penyakit
ini akan terganggu pencernaannya sehingga
menghasilkan kotoran putih memanjang
di permukaan
kolam budidaya udang. Berak
putih salah satu penyakit yang disebabkan infeksi bakteri vibrio. “Biasanya di samping kualitas airnya didominasi blue green algae
(BGA) dan muncul vibrio.
Vibrionya outbreak (mewabah), menginfeksi ke
saluran pencernaan,”. Selain itu,
pemberian pakan yang
berujung
pada terjadinya ledakan
plankton juga
bisa memicu munculnya
penyakit berak putih. Bachtiar menambahkan, “Pemberian pakan yang berlebihan sehingga dasar kolamnya menjadi subur. Artinya,
bahan organiknya kaya,
terjadi ledakan
plankton, ini juga
bisa.” Kondisi makin memburuk jika kolam
budidaya kekurangan
kincir. “Kekurangan kincir artinya suplai oksigennya kurang sehingga
perombakan nitrit terhenti di
situ,
jadi banyak, siklus-siklus dalam
kolom air
yang bisa terjadi.
Penyakit berak
putih juga
berhubungan dengan curah hujan. “Berdasarkan pengalaman, biasanya di
musim
hujan muncul vibrio. Jadi,
dia
keluar kotoran putih dan
panjang, terapung
di air sehingga secara kasat mata pun bisa kelihatan. Dan nafsu makan udang
pun bisa turun juga nantinya, udang yang terkena berak putih diibaratkan orang yang terkena
diare. Kematian bisa
terjadi tetapi tidak
separah akibat
penyakit white spot yang menyebabkan kematian massal. Udang mati
lantaran kondisi tubuhnya sudah lemah atau infeksi dengan
yang lain. Cara mengatasi berak
putih pada udang vannamei
dapat dilakukan dengan cara:
1. Membuat air kolam kembali stabil.
Mengendalikan kestabilan warna
air dengan
mengatur keseimbangan dan kestabilan
plankton dengan mengatur nutrien C:N:P.
2. Penurunan kandungan bahan organic
Penurunan kandungan bahan organik air kolam
dengan cara pengenceran atau penambahan air dalam petak tandon tiap
hari sekitar 5%. Air yang digunakan untuk pengenceran harus sudah
disterilkan menggunakan desifektan untuk mengeliminir patogen virus atau bakteri.
3. Menekan pertumbuhan bakteri
Menekan pertumbuhan
bakteri vibrio dengan cara didesak
mendorong pertumbuhan
bakteri probiotik.
4. Pemberian antibiotik
Pengobatan bakteri vibrio pada
usus dapat
dilakukan dengan menggunakan
antibiotik alami alicin (ekstrak
bawang putih).
5. Pakan dengan multifitamin
Pemberian pakan yang telah diperkaya dengan multivitamin dan ekstrak bawang putih setelah dipuasakan. Dilakukan selama 2-3 hari hingga nafsu makan normal.
6.
Lakukan siphon
Bila serangan telah terjadi maka secepatnya dilakukan siphon. Ganti air 20% s/d 50% untuk membuang amoniak. Air dan lumpurpun dikeluarkan dari kolam, kemudian diganti air baru dan ditaburi kapur dolomit sebanyak 20 kg pada waktu malam hari
No comments:
Post a Comment