Usaha budidaya ikan nila semakin diminati. Ikan nila mudah
dipelihara dan relatif tahan banting. Pasarnya terbuka luas mulai dari pasar
lokal sampai ke mancanegara. Budidaya ikan nila tidaklah sulit, karena ikan ini
merupakan jenis ikan yang mudah berkembang
biak dan mempunyai kemampuan adaptasi yang baik. Di alam bebas, ikan nila
banyak ditemukan di perairan air tawar seperti sungai, danau, waduk
dan rawa dengan suhu optimal bagi pertumbuhan ikan nila berkisar 25-30oC dengan pH air 7-8. Ikan nila termasuk hewan
pemakan segala atau omnivora. Makanan alaminya plankton, plankton, tumbuhan air
dan berbagai hewan air lainnya.
Budidaya ikan nila bisa menggunakan berbagai
jenis kolam, mulai dari kolam tanah, kolam semen, kolam terpal, jaring terapung
hingga tambak air payau. Dari sekian jenis kolam tersebut, kolam tanah
paling banyak digunakan karena cara membuatnya cukup mudah dan biaya
konstruksinya murah. Keunggulan lain kolam tanah adalah bisa menjadi tempat tumbuh
berbagai tumbuhan dan hewan yang bermanfaat sebagai pakan alami bagi ikan.
Sehingga bisa mengurangi biaya pembelian pakan buatan atau pellet.
Untuk memulai budidaya ikan nila di kolam tanah ada
beberapa hal yang harus persiapkan dan diperhatikan, yakni pembuatan kolam, persiapan kolam, pemilihan & pemasukan
benih, pemeliharaan/ pembesaran, penanganan penyakit dan pemanenan.
Dalam video ini kita akan bahas hal tersebut satu per satu dengan jelas dan
ringkas.
1.
Pembuatan kolam
Banyak pembudidaya ikan membuat kolam ikan secara
asal-asalan. Bahkan terkadang tidak lebih seperti kubangan air saja. Hal ini
yang membuat produktivitas budidaya tidak maksimal. Faktor kolam
tidak kalah penting dengan faktor budidaya lainnya seperti benih, pakan dan
air. Kolam ikan merupakan tempat habitat hidup ikan. Kondisi kolam ikan
menentukan baik tidaknya pertumbuhan ikan. Ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat kolam ikan. Mulai dari
menganalisis jenis tanah, kontur lahan, tata letak kolam, irigasi, penggalian, pembuatan
tanggul hingga pengaturan sirkulasi air.
Jenis tanah yang paling baik untuk membuat kolam
tanah adalah tanah liat berpasir. Jenis tanah ini cukup kedap air,
teksturnya solid sehingga pembuatan tanggulnya pun lebih mudah. Bila tanah yang
tersedia terlalu gembur, perlu usaha ekstra agar berfungsi dengan baik.
Misalnya dinding kolam diberi lapisan semen atau batu bata. Cara ini
efektif mencegah kebocoran, namun biaya kontruksinya jauh lebih mahal. Cara sederhana menentukan jenis tanah adalah dengan
menggenggam segumpal tanah yang telah dibasahi dengan air. Kemudian kepalkan
tanah tersebut kuat-kuat. Kemudian buka telapak tangan Anda. Bila di permukaan
telapak tangan hanya ada sedikit pasir maka bisa dikatakan tanah liat berpasir.
Bila jumlah pasir yang menempel di telapak tangan banyak, tanah tersebut
dikategorikan tanah gembur.
Kontur lahan
Setelah menganalisis jenis tanah, amati
kontur lahan yang akan dijadikan kolam ikan. Apakah lahan datar atau lahan
miring. Kemiringan lahan menentukan metode penggalian dan pembuatan tanggul.
Pada lahan miring, pengaturan pola aliran air lebih mudah. Penggalian tanah di
lahan miring cukup dilakukan pada satu sisi. Kemudian tanah hasil galian
digunakan untuk membuat tanggul di sisi lain. Sedangkan pada lahan datar,
penggalian dilakukan di semua sisi. Hasil galian dijadikan untuk membuat
tanggul.
Tata letak kolam
ikan
Bila kita ingin membuat satu kolam saja,
tata letak kolam lebih sederhana. Tinggal memaksimalkan letak parit yang
dijadikan sumber air dan sistem pembuangan. Namun apabila jumlah kolam yang
akan dibuat banyak. Tata letak kolam perlu dipertimbangkan dengan seksama. Dilihat
dari sistem pengairannya terdapat dua tipe tata letak kolam ikan, yakni pararel
dan seri. Dalam sistem pengairan pararel masing-masing kolam menerima asupan
air dari sumber air secara langsung. Parit atau saluran irigasi harus dibuat
melewati setiap kolam ikan yang ada. Konsekuensinya biaya kontruksi akan lebih
besar.
Sistem
pengairan pararel lebih baik dalam hal menjaga kualitas air. Karena air yang
masuk ke dalam kolam merupakan air segar, langsung dari sumber air. Belum
tercemar oleh sisa-sisa pakan terlarut atau bibit penyakit yang ada pada kolam
ikan sebelumnya. Sedangkan dalam sistem pengairan seri, setiap kolam ikan
menerima asupan air dari pengeluaran kolam lainnya. Sebagai contoh, kolam ikan
pertama mendapat air dari sumber air secara langsung. Kemudian kolam ikan kedua
menerima asupan air dari pengeluaran kolam pertama. Kolam ikan ketiga menerima
asupan air dari pengeluaran kolam ikan kedua, dan seterusnya.
Sistem
pengairan seri cocok diterapkan di daerah yang memiliki sumber air terbatas.
Kelemahan sistem pengairan seri adalah sulit untuk mengontrol pencemaran air
dan penyebaran penyakit. Misalnya bila kolam pertama terserang penyakit, akan
mudah menyebar ke kolam berikutnya. Begitu juga dengan cemaran air lainnya. Keuntungan
sistem seri saluran irigasinya tidak memakan tempat dan bisa dibuat simpel.
Sehingga biaya kontruksinya lebih murah. Biaya pemeliharaannya pun lebih murah.
Membuat tanggul
kolam ikan
Tanggul
berfungsi untuk menahan air dan sebagai pembatas kolam ikan. Tanggul yang baik
harus kedap air (tidak rembes), kuat menahan beban air, tidak mudah erosi, dan
tidak bocor. Untuk jenis tanah liat berpasir, tanggul bisa dibuat hanya dengan
tanah. Tetapi untuk jenis tanah yang gembur dan mudah erosi diperlukan tanggul
dari batu atau tembok.
a. Tanggul
tanah
Apabila jenis
tanahnya memungkinkan, kolam ikan bisa dibuat hanya dengan menggunakan tanggul
tanah. Dari segi konstruksi, pembuatan tanggul tanah lebih murah dan mudah.
Berikut langkah-langkah membuat tanggul tanah:
§ Tetapkan luas kolam yang akan digali, tentukan
garis batasnya.
§ Kemudian mulai menggali lapisan tanah atas sedalam
kurang lebih 10 cm. Pisahkan tanah lapisan atas ini, untuk nanti ditebarkan
kembali ke dasar kolam. Tanah bagian atas ini kaya akan bahan organik yang
berguna bagi kehidupan ikan.
§ Mulai gali kembali permukaan tanah sedalam 60 cm. Bagian
tanah yang ini digunakan untuk membuat tanggul. Bersihkan dari batuan, akar
atau pun sampah lainnya agar tanggul yang disusun tidak bocor.
§ Tanggul dibuat dengan penampang berbentuk
trapesium. Lebar di bagian bawah dan menyempit di bagian atas. Semakin lebar
tanggul semakin baik, karena akan semakin kokoh. Tapi tentunya semakin lebar
tanggul akan memakan tempat. Sesuaikan lebar tanggul dengan luas kolam.
§ Sebelum tanggul dibuat, sebaiknya gali dasar
tanggul sedalam 20-25 cm sebagai pondasi (lihat gambar). Kemudian isi dengan
tanah hasil galian dan mampatkan. Tanah galian untuk membentuk tanggul bisa
diairi terlebih dahulu agar solid.
b. Tanggul tembok
Tanggul tembok
diperlukan apabila kita menginginkan kolam yang lebih permanen dan jenis tanah
yang ada tidak memungkinkan untuk membuat tanggul tanah. Tembok bisa digunakan
sebagai pelapis atau pembatas. Sebagai pelapis artinya, lapisan tembok hanya
memperkuat tanggul tanah. Biasanya diterapkan pada kolam tunggal. Untuk jumlah
kolam yang banyak, biasanya seluruh tanggul dibuat dari lapisan batu-bata dan
adukan semen atau dibeton. Tanggul menjadi pembatas antara kolam yang satu
dengan kolam yang lain. Pembuatan tanggul dari tembok tentunya memerlukan biaya
yang jauh lebih besar daripada tanggul tanah.
Membuat saluran air
Saluran air
masuk dan keluar merupakan bagian vital dari kolam ikan. Saluran ini bertugas
menjaga kualitas air kolam. Bila saluran air terhambat, kualitas air kolam akan
turun dan bisa menyebabkan kematian pada ikan. Saluran masuk dan keluar air
untuk kolam ikan bisa dibuat lebih dari satu. Pada kolam-kolam yang besar,
biasanya dibuat 2-3 pasang saluran air. Pada kolam lebih kecil cukup dibuat
satu pasang saluran.
Jarak antar
saluran masuk dan keluar harus dibuat sejauh mungkin. Letak saluran masuk dan
keluar sebisa mungkin bersilangan jangan sejajar. Gunanya agar terjadi
sirkulasi air dalam kolam. Air yang masuk tidak langsung keluar, melainkan
menggantikan air lama.
a. Saluran
masuk
Saluran masuk
bisa dibuat dengan selongsong bambu atau pipa PVC. Pipa diletakkan memotong dan
menembus tanggul. Ketinggian pipa sejajar atau lebih tinggi dari permukaan air
kolam yang dikehendaki.
Pipa dipasang
mendatar, pada bagian pangkal yang mengarah ke luar kolam dipasangi jaring agar
tidak ada binatang apapun yang bisa keluar masuk kolam. Berikut gambarnya.
b. Saluran
keluar
Terdapat dua
macam saluran keluar untuk kolam ikan, yakni saluran keluar air kolam sebagai
sistem sirkulasi dan saluran keluar air kolam untuk pemanenan. Teknik pembuatan
kedua saluran tersebut bisa disatukan atau terpisah.
Teknik pertama
secara terpisah. Pipa pengeluaran air sirkulasi dibuat di permukaan kolam dan
pipa pengeluaran air pemanenan dibuat di dasar kolam. Pipa yang dibuat di
permukaan, dipasang melintang pada tanggul. Bagian yang menghadap kolam lebih
rendah dari pada bagian yang ada di luar kolam. Pipa pengeluaran untuk
pemanenan dibuat di dasar kolam yang paling rendah. Biasanya dibuat pada
saluran kemalir. Pada ujung pipa yang ada di dalam kolam dipasangi katup yang
bisa dibuka-tutup.
Teknik kedua
secara menyatu. Pipa pengeluaran air dan pemanenan dibuat satu. Untuk
membuatnya diperlukan pipa berbentuk “L”, atau pipa menyiku. Pipa ini dibuat di
dasar kolam. Pipa yang mengarah ke luar kolam membentuk huruf L menengadah ke
atas. Tinggi pipa yang berdiri vertikal sejajar dengan permukaan air kolam.
Dengan teknik ini ketinggian air kolam lebih mudah untuk diatur.
Membuat kemalir
Saluran
kemalir merupakan bagian penting dari kolam ikan. Kemalir adalah parit yang ada
di dasar kolam, kedalamannya sekitar 20-30 cm. Kemalir berfungsi untuk membantu
pemanenan, menampung endapan sisa makanan, mengendapkan lumpur berbahaya dan
mengatur aliran air bawah. Jumlah kemalir disesuaikan dengan pintu pengeluaran
air.
2.
Persiapan kolam
(pengolahan tanah)
Untuk memulai budidaya ikan nila di kolam
tanah, perlu langkah-langkah persiapan pengolahan tanah. Mulai dari penjemuran,
pembajakan tanah, pengapuran, pemupukan hingga pengairan. Berikut langkah-langkahnya:
§ Langkah
pertama adalah pengeringan dasar kolam. Kolam dikeringkan dengan cara
dijemur. Penjemuran biasanya berlangsung selama 3-7 hari, tergantung kondisi
cuaca. Sebagai patokan, penjemuran sudah cukup bila permukaan tanah terlihat
retak-retak, namun tidak sampai membatu. Bila diinjak masih meninggalkan jejak
kaki sedalam 1-2 cm.
§ Selanjutnya,
permukaan tanah dibajak atau dicangkul sedalam kurang lebih 10 cm. Sampah,
kerikil dan kotoran lainnya dibersihkan dari dasar kolam. Bersihkan juga lumpur
hitam yang berbau busuk, biasanya berasal dari sisa pakan yang tidak habis.
§ Kolam
yang telah dipakai biasanya memiliki tingkat keasaman tinggi (pH rendah),
kurang dari 6. Padahal kondisi pH optimal untuk budidaya ikan nila ada pada
kisaran 7-8. Untuk menetralkannya lakukan pengapuran dengan dolomit atau kapur
pertanian. Dosis pengapuran disesuaikan dengan keasaman tanah. Untuk pH tanah 6
sebanyak 500 kg/ha, untuk pH tanah 5-6 sebanyak 500-1500 kg/ha, untuk pH tanah
4-5 sebanyak 1-3 ton/ha. Kapur diaduk secara merata. Usahakan agar kapur bisa
masuk ke dalam permukaan tanah sedalam 10 cm. Kemudian diamkan selama 2-3 hari.
§ Setelah itu
lakukan pemupukan. Gunakan pupuk organik sebagai pupuk dasar. Jenisnya bisa pupuk kompos atau pupuk kandang.
Pemberian pupuk organik berguna untuk mengembalikan kesuburan tanah.
Dosisnya sebanyak 1-2 ton per hektar. Pupuk ditebar merata di dasar kolam.
Biarkan selama 1-2 minggu. Setelah itu, bila dipandang perlu bisa ditambahkan
pupuk kimia berupa urea 50-70 kg/ha dan TSP 25-30 kg/ha, diamkan 1-2 hari.
Tujuan pemupukan untuk memberikan nutrisi bagi hewan dan tumbuhan renik yang
ada di lingkungan kolam. Sehingga hewan atau tumbuhan tersebut bisa
dimanfaatkan sebagai pakan alami ikan.
§ Langkah
selanjutnya, kolam digenangi dengan air. Pengairan dilakukan secara bertahap.
Pertama, alirkan air ke dalam kolam sedalam 10-20 cm. Diamkan selama 3-5 hari.
Biarkan sinar matahari menembus dasar kolam dengan sempurna, untuk
memberikan kesempatan pada ganggag atau organisme air lainnya tumbuh. Setelah
itu isi kolam hingga ketinggian air mencapai 60-75 cm
3.
Pemilihan dan
pemasukan bemih
Pemilihan benih merupakan faktor
penting yang menentukan tingkat keberhasilan budidaya ikan nila. Untuk
hasil maksimal sebaiknya gunakan benih ikan berjenis kelamin jantan. Karena
pertumbuhan ikan nila jantan 40% lebih cepat dari pada ikan nila betina.
Disamping itu pilihlah benih nila yang baik dengan ciri 1) kelihatan kasat mata
sehat dan tidak cacat, 2) ukuran benih relatif sama, 3) aktif bergerak, 4) jika
disentuh atau didekati responsif, 5) bersumber dari pembenih ikan yang
terpercaya (kalau perlu bersertifikat resmi).
Kolam yang telah terisi air sedalam 60-75
cm dan air kolam sudah berwarna kehijauan datau kecoklatan dan tidak berbau
busuk, yang artinya plankton sebagai pakan alami dasar ikan sudah tumbuh siap untuk ditebari benih ikan nila.
Padat tebar kolam tanah untuk budidaya ikan nila sebanyak 15-30 ekor/m2. Dengan
asumsi, ukuran benih sebesar 10-20 gram/ekor.
Sebelum benih ditebar, hendaknya melewati
tahap adaptasi terlebih dahulu. Gunanya agar benih ikan terbiasa dengan kondisi
kolam, sehingga resiko kematian benih bisa ditekan. Caranya, masukkan wadah
yang berisi benih ikan nila ke dalam air kolam. Biarkan selama beberapa jam.
Kemudian miringkan atau buka wadah tersebut. Biarkan ikan keluar dan lepas
dengan sendirinya
4.
Pemeliharaan/
pembesaran
Tiga hal yang
paling penting dalam pemeliharaan budidaya ikan nila adalah pengelolaan air,
pemberian pakan dan pengendalian hama penyakit.
a.
Pengelolaan air
Agar
pertumbuhan budidaya ikan nila maksimal, pantau kualitas air kolam. Parameter
penentu kualitas air adalah kandungan oksigen dan pH air. Bisa juga dilakukan
pemantauan kadar CO2, NH3 dan H2S bila memungkinkan.
Bila kandungan
oksigen dalam kolam menurun, perderas sirkulasi air dengan memperbesar aliran
debit air. Bila kolam sudah banyak mengandung NH3 dan H2S yang ditandai dengan
bau busuk, segera lakukan penggantian air. Caranya dengan mengeluarkan air
kotor sebesar ⅓ nya, kemudian menambahkan air baru. Dalam keadaan
normal,pada kolam seluas 100 m2 atur debit air sebesar 1 liter/detik.
b. Pemberian
pakan
Pengelolaan
pakan sangat penting dalam budidaya ikan nila. Biaya pakan merupakan komponen
biaya paling besar dalam budidaya ikan nila. Berikan pakan berupa pelet dengan
kadar protein 20-30%.
Ikan nila
membutuhkan pakan sebanyak 3% dari bobot tubuhnya setiap hari. Pemberian pakan
bisa dilakukan pada pagi dan sore hari. Setiap dua minggu sekali, ambil sampel
ikan nila secara acak kemudian timbang bobotnya. Lalu sesuaikan jumlah pakan
yang harus diberikan.
5.
Penanganan penyakit
Seperti telah
disebutkan sebelumnya, ikan nila merupakan ikan yang tahan banting. Pada
situasi normal, penyakit ikan nila tidak banyak mengkhawatirkan. Namun bila
budidaya ikan nila sudah dilakukan secara intensif dan massal, resiko serangan
penyakit harus diwaspadai.
Penyebaran
penyakit ikan sangat cepat, khususnya untuk jenis penyakit infeksi yang
menular. Media penularan biasanya melewati air. Jadi bisa menjangkau satu atau
lebih kawasan kolam. Untuk penjelasan lebih jauh silahkan baca hama dan penyakit ikan nila.
6.
Pemanenan
Waktu yang diperlukan untuk budidaya ikan nila mulai dari penebaran
benih hingga panen mengacu pada kebutuhan pasar. Ukuran ikan nila
untuk pasar domestik berkisar 300-500 gram/ekor. Untuk memelihara ikan
nila dari ukuran 10-20 gram hingga menjadi 300-500 gram dibutuhkan waktu
sekitar 4-6 bulan.
Demikianlah cara dan
tahapan yang baik dalam melakukan usaha budidaya ikan nila di kolam tanah.
Mudah-mudahan bermanfaat dan dapat menambah informasi serta wawasan kita
Bersama. Terima kasih