Budidaya ikan kerapu
saat ini sangat diminati karena ikan ini bernilai ekonomis tinggi, permintaan
tinggi (ekspor atau lokal), dan ketersediaannya di alam terbatas. Disamping itu
ikan kerapu termasuk ikan yang memiliki daya tolreansi tinggi, pertumbuhan
cepat dengan tingkat kematian sedikit. Pemeliharaan bisa dibilang mudah dengan
keuntungan yang dijanjikan cukup besar.
Di Kabupaten Langkat
terdapat 1.215 orang atau sekitar 400 RTP pembudidaya ikan kerapu dengan
menggunakan sarana keramba jaring apung, keramba jaring tancap dan beberapa
membudidayakannya di kolam/tambak dengan komoditi utama ikan kerapu lumpur,
tikus dan kertang. Bibit umumnya diperoleh dari alam dan sebahagian diperoleh
dari balai pembibitan Kementerian Kelautan Perikanan seperti Gondol.
Adapun lokasi budidaya
yang dipilih diantaranya adalah: 1) bebas dari alur pelayaran; 2) daerah bebas
gelombang besar; 3) memiliki sarana air, listrik dan aman; 4) mudah dijangkau
dengan transportasi darat ataupun laut; 5) perairan tempat pembudidayaan ikan
kerapu tersebut tidak terlalu dangkal pada saat surut terndah (minimal 2 meter
pada saat surut terendah). Pemilihan lokasi
pemasangan keramba mutlak harus dilakukan karena kesalahan kecil dapat
berakibat fatal. Pengaruhnya tidak hanya ke ikan, tetapi pada keberadaan
keramba.
Ukuran atau luas wadah
budidaya untuk keramba jaring tancap umumnya 1,5 m2 dengan jaring 5 mm sebanyak
40 kg dibuat ukuran 4 x 4 x 3 m (Panjang x lebar x dalam) dengan batang nibung
sebagai tiangnya sepanjang 6-7 m pada bahagian bawah yang dibuat runcing dan
dipacakkan dengan jarak 4 x 4 m2. Pada tiang nibung yang satu ke tiang nibung
yang lain dipasang glegar dan diikat serta pada setiap sudut diperbuat dengan
memberi penyangga. Jaring yang sudah dibuat kemudian dipasang pada bahagian
atas dan bawah serta diikat ke batang nibung tadi.
Ukuran atau luas wadah
budidaya untuk keramba jaring apung umumnya jaring 5 mm sebanyak 40 Kg dibuat
ukuran 4 x 4 x 3 m (P x L x D). Bambu/broti sepanjang 6-7 m kemudian dipasang
pada bagian bawah dibuat runcing. Drum plastik 8 buah kemudaian
dipasang/ diikat sebagai pelampung. Kayu broti yang sudah ada diikat persegi
dan disetiap tengah dan ujung diberi pelampung (Drum plastik). Padatiang broti
yang satu ke broti yang lain dipasang glegar dan diikat. Jaring yang sudah
dibuat dipasang pada bagian atas dan bawah dan diikat ke broti tadi.
Ketika wadah sudah siap,
maka selanjutnya bibit ikan kerapu siap dimasukkan dan dipelihara dalam
keramba. Pemberian pakan biasanya menggunakan ikan rucah dengan dosis 3-5% dari
berat badan ikan. Jika tidak ada masalah maka pertumbuhan ikan akan mencapai
80-100% per bulan.
Kerapu yang dipelihara hampir sesuai dengan habitat aslinya dan diberikan pakan sesuai dengan proporsinya dapat memacu pertumbuhan bobot yang cukup signifikan. Itulah yang menyebabkan kerapu banyak dipelihara di keramba jaring apung (KJA) atau keramba jarin tancap (KJT) daripada di tambak karena hasilnya lebih baik. Kepadatannya pun bisa lebih tinggi daripada media lain sehingga produktivitasnya juga lebih tinggi. Hanya saja, wadah ini membutuhkan konstruksi yang kuat dan biaya investasi yang cukup tinggi. Selain itu, tidak semua tepi pantai dapat digunakan sebagai lokasi pemeliharaan dengan KJA. Berikut ini adalah gambaran analisis usaha untuk kuran keramba 4 x 4 m.
No comments:
Post a Comment