Monday, March 7, 2022

BUDIDAYA IKAN KERAPU DI KERMBA KABUPATEN LANGKAT

 


Budidaya ikan kerapu saat ini sangat diminati karena ikan ini bernilai ekonomis tinggi, permintaan tinggi (ekspor atau lokal), dan ketersediaannya di alam terbatas. Disamping itu ikan kerapu termasuk ikan yang memiliki daya tolreansi tinggi, pertumbuhan cepat dengan tingkat kematian sedikit. Pemeliharaan bisa dibilang mudah dengan keuntungan yang dijanjikan cukup besar.

Di Kabupaten Langkat terdapat 1.215 orang atau sekitar 400 RTP pembudidaya ikan kerapu dengan menggunakan sarana keramba jaring apung, keramba jaring tancap dan beberapa membudidayakannya di kolam/tambak dengan komoditi utama ikan kerapu lumpur, tikus dan kertang. Bibit umumnya diperoleh dari alam dan sebahagian diperoleh dari balai pembibitan Kementerian Kelautan Perikanan seperti Gondol.

Adapun lokasi budidaya yang dipilih diantaranya adalah: 1) bebas dari alur pelayaran; 2) daerah bebas gelombang besar; 3) memiliki sarana air, listrik dan aman; 4) mudah dijangkau dengan transportasi darat ataupun laut; 5) perairan tempat pembudidayaan ikan kerapu tersebut tidak terlalu dangkal pada saat surut terndah (minimal 2 meter pada saat surut terendah). Pemilihan lokasi pemasangan keramba mutlak harus dilakukan karena kesalahan kecil dapat berakibat fatal. Pengaruhnya tidak hanya ke ikan, tetapi pada keberadaan keramba.

Ukuran atau luas wadah budidaya untuk keramba jaring tancap umumnya 1,5 m2 dengan jaring 5 mm sebanyak 40 kg dibuat ukuran 4 x 4 x 3 m (Panjang x lebar x dalam) dengan batang nibung sebagai tiangnya sepanjang 6-7 m pada bahagian bawah yang dibuat runcing dan dipacakkan dengan jarak 4 x 4 m2. Pada tiang nibung yang satu ke tiang nibung yang lain dipasang glegar dan diikat serta pada setiap sudut diperbuat dengan memberi penyangga. Jaring yang sudah dibuat kemudian dipasang pada bahagian atas dan bawah serta diikat ke batang nibung tadi.

Ukuran atau luas wadah budidaya untuk keramba jaring apung umumnya jaring 5 mm sebanyak 40 Kg dibuat ukuran 4 x 4 x 3 m (P x L x D). Bambu/broti sepanjang 6-7 m kemudian dipasang pada bagian bawah dibuat runcing.  Drum plastik 8 buah kemudaian dipasang/ diikat sebagai pelampung. Kayu broti yang sudah ada diikat persegi dan disetiap tengah dan ujung diberi pelampung (Drum plastik). Padatiang broti yang satu ke broti yang lain dipasang glegar dan diikat. Jaring yang sudah dibuat dipasang pada bagian atas dan bawah dan diikat ke broti tadi.

Ketika wadah sudah siap, maka selanjutnya bibit ikan kerapu siap dimasukkan dan dipelihara dalam keramba. Pemberian pakan biasanya menggunakan ikan rucah dengan dosis 3-5% dari berat badan ikan. Jika tidak ada masalah maka pertumbuhan ikan akan mencapai 80-100% per bulan. 

Kerapu yang dipelihara hampir sesuai dengan habitat aslinya dan diberikan pakan sesuai dengan proporsinya dapat memacu pertumbuhan bobot yang cukup signifikan. Itulah yang menyebabkan kerapu banyak dipelihara di keramba jaring apung (KJA) atau keramba jarin tancap (KJT) daripada di tambak karena hasilnya lebih baik. Kepadatannya pun bisa lebih tinggi daripada media lain sehingga produktivitasnya juga lebih tinggi. Hanya saja, wadah ini membutuhkan konstruksi yang kuat dan biaya investasi yang cukup tinggi. Selain itu, tidak semua tepi pantai dapat digunakan sebagai lokasi pemeliharaan dengan KJA. Berikut ini adalah gambaran analisis usaha untuk kuran keramba 4 x 4 m.


No comments:

Post a Comment