Monday, March 21, 2022

Pengembangan Kampung Perikanan Budidaya Berbasis Kearifan Lokal

 


Sesuai dengan arah kebijakan program dan kegiatan prioritas pembangunan kelautan dan perikanan tahun 2022 yang disampaikan oleh Kepala Biro Perencanaan Kementerian Kelautan dan Perikanan di Medan pada tanggal 20 April 2021 dalam acara Rapat Koordinasi Pembangunan Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara. Pengembangan kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal merupakan salah satu program utama tahun 2021-2024. Pembangunan kampung-kampung perikanan budidaya tawar, payau dan laut berbasis kearifan lokal ini dilakukan secara terpadu mulai dari penyediaan benih, induk, pakan, vaksin, dan pengolahan pasca panen. Pengembangan kampung-kampung tematik budidaya ikan disesuaikan dengan potensi dan kearifan lokal ini juga merupakan bentuk dukungan terhadap program ketahanan pangan nasional. Kehadiran kampung tematik ini diharapkan dapat membantu pemenuhan kebutuhan gizi, pengurangan angka stunting dan memenuhi konsumsi protein masyarakat setiap hari. Skalanya bukan untuk ekspor, tetapi untuk memenuhi kebutuhan lokal, sehingga warga desa bisa mandiri serta dapat berkreasi dengan membuat produk turunan dari ikan hasil budidaya untuk menambah perekonomian keluarga.

Pengembangan kampung perikanan ini juga didasari atas upaya untuk menjaga ekosistem laut dan darat, karena proses pengembangan perikanan budidaya merupakan inovasi teknologi dan penelitian ilmiah. Indonesia dengan potensi lahan perikanan budidaya yang cukup luas yakni mencapai dua juta hektar di darat dan 2,6 juta hektar di laut, baru termanfaatakan sekitar 7,4% saja. Apabila semua potensi ini bisa dikembangkan secara optimal, maka nilai pasar yang diperoleh dari perikanan budidaya dapat mencapai angka 3.000 triliun per tahun.

Peran penting penyuluh perikanan dalam mewujudkan kampung-kampung perikanan budidaya berbasis potensi lokal ini menjadi sangat penting mengingat pengetahuan dan pemahaman masyarakat masih sangat rendah. Penyuluh perikanan setempat diharapkan dapat memberikan gambaran potensi pengembangan kampung perikanan kepada para pelaku utama perikanan dan kemudian melakukan analisis dan uji coba. Pendampingan intens dari penyuluh perikanan terhadap pelaku usaha dalam mewujudkan kampung perikanan sangat diperlukan, khusunya ketika para pelaku usaha menghadapi masalah (umum dan teknis) sehingga dapat diatasi dengan baik.

Adapun kampung perikanan budidaya yang sudah masuk dalam usulan kegitan prioritas kkp tahun 2020 adalah

1.  Kampung lobster di Lombok timur

2.  Kampung rumput laut di Sumba Timur

3.  Kampung patin di OKU Timur

4.  Kampung lele bioflok di Kota Prabumulih

5.  Kampung nila bioflok di Kabupaten Magelang

6.  Kampung nila salin di Pati

7.  Kampung kakap putih di Kepulauan Meranti

8.  Kampung kerapu di Jembrana

9.  Kampung ikan hias di Kabupaten Bogor

Dalam pengembangan kampung-kampung perikanan budidaya ke depan akan difokuskan juga untuk komoditas bernilai ekspor tinggi, yaitu udang, lobster dan rumput laut, dengan tetap memperhatikan komoditas ekonomis lainnya, seperti kerapu, bawal bintang, nila, patin dan kepiting. Pengembangan komoditas utama tersebut akan dilakukan melalui:

  • Pengembangan shrimp estate dengan tata kelola lahan dan pemanfaatan teknologi guna menjamin keberlangsungan usaha dan menjaga kualitas lingkungan.
  • Pengembangan budidaya lobster yang terbuka bagi seluruh provinsi yang memiliki potensi teknis dan daya dukung lingkungan. Ekspor benih bening lobster (BBL) dihentikan dan dialihkan untuk budidaya.
  • Pengembangan rumput laut yang dilakukan secara hulu-hilir, termasuk diversifikasi produk turunannya.

No comments:

Post a Comment