Sesuai
dengan arah kebijakan program dan kegiatan prioritas pembangunan kelautan dan
perikanan tahun 2022 yang disampaikan oleh Kepala Biro Perencanaan Kementerian
Kelautan dan Perikanan di Medan pada tanggal 20 April 2021 dalam acara Rapat
Koordinasi Pembangunan Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara. Pengembangan
kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal merupakan salah satu program
utama tahun 2021-2024. Pembangunan
kampung-kampung perikanan budidaya tawar, payau dan laut berbasis kearifan
lokal ini dilakukan secara terpadu mulai dari penyediaan benih,
induk, pakan, vaksin, dan pengolahan pasca panen. Pengembangan kampung-kampung
tematik budidaya ikan disesuaikan dengan potensi dan kearifan lokal ini juga merupakan
bentuk dukungan terhadap program ketahanan pangan nasional. Kehadiran kampung
tematik ini diharapkan dapat membantu pemenuhan kebutuhan gizi, pengurangan
angka stunting dan memenuhi konsumsi protein masyarakat setiap hari. Skalanya
bukan untuk ekspor, tetapi untuk memenuhi kebutuhan lokal, sehingga warga desa
bisa mandiri serta dapat berkreasi dengan membuat produk turunan dari ikan
hasil budidaya untuk menambah perekonomian keluarga.
Pengembangan kampung perikanan ini
juga didasari atas upaya untuk menjaga ekosistem laut dan darat, karena proses
pengembangan perikanan budidaya merupakan inovasi teknologi dan penelitian
ilmiah. Indonesia dengan potensi lahan perikanan budidaya yang cukup luas yakni
mencapai dua juta hektar di darat dan 2,6 juta hektar di laut, baru termanfaatakan
sekitar 7,4% saja. Apabila semua potensi ini bisa dikembangkan secara optimal,
maka nilai pasar yang diperoleh dari perikanan budidaya dapat mencapai angka 3.000
triliun per tahun.
Peran penting penyuluh perikanan
dalam mewujudkan kampung-kampung perikanan budidaya berbasis potensi lokal ini
menjadi sangat penting mengingat pengetahuan dan pemahaman masyarakat masih
sangat rendah. Penyuluh perikanan setempat diharapkan dapat memberikan gambaran
potensi pengembangan kampung perikanan kepada para pelaku utama perikanan dan
kemudian melakukan analisis dan uji coba. Pendampingan intens dari penyuluh
perikanan terhadap pelaku usaha dalam mewujudkan kampung perikanan sangat
diperlukan, khusunya ketika para pelaku usaha menghadapi masalah (umum dan
teknis) sehingga dapat diatasi dengan baik.
Adapun
kampung perikanan budidaya yang sudah masuk dalam usulan kegitan prioritas kkp
tahun 2020 adalah
1. Kampung
lobster di Lombok timur
2. Kampung
rumput laut di Sumba Timur
3. Kampung
patin di OKU Timur
4. Kampung
lele bioflok di Kota Prabumulih
5. Kampung
nila bioflok di Kabupaten Magelang
6. Kampung
nila salin di Pati
7. Kampung
kakap putih di Kepulauan Meranti
8. Kampung
kerapu di Jembrana
9. Kampung
ikan hias di Kabupaten Bogor
Dalam pengembangan kampung-kampung perikanan budidaya ke depan akan difokuskan juga untuk komoditas bernilai ekspor tinggi, yaitu udang, lobster dan rumput laut, dengan tetap memperhatikan komoditas ekonomis lainnya, seperti kerapu, bawal bintang, nila, patin dan kepiting. Pengembangan komoditas utama tersebut akan dilakukan melalui:
- Pengembangan shrimp estate dengan tata kelola lahan dan pemanfaatan teknologi guna menjamin keberlangsungan usaha dan menjaga kualitas lingkungan.
- Pengembangan budidaya lobster yang terbuka bagi seluruh provinsi yang memiliki potensi teknis dan daya dukung lingkungan. Ekspor benih bening lobster (BBL) dihentikan dan dialihkan untuk budidaya.
- Pengembangan rumput laut yang dilakukan secara hulu-hilir, termasuk diversifikasi produk turunannya.
No comments:
Post a Comment