Menciptakan
pelaku utama perikanan yang mandiri adalah tujuan mulia seorang penyuluh
perikanan dalam menjalankan tugasnya. Berawal dari membina sebuah kelompok
perikanan pemula kemudian beranjak ke kelompok perikana madya dan utama memang
membutuhkan proses dan pembelajaran yang panjang serta butuh kesabaran. Namun
semua itu akan menjadi indah ketika kelompok yang awalnya jatuh bangun dalam
menjalankan kelembagaannya akhirnya bisa mandiri berkat dorongan dan pembinaan
dari seorang penyuluh perikanan. Bukankah itu sebuah tindakan yang mulia?
Dalam
membangun kemandirian kelompok,
penyuluh perikanan diharapkan secara terus-menerus melakukan
penyuluhan dan pendampingan terhadap usaha kelompok perikanan agar kapasitas
produksinya terus meningkat, yang selanjutnya akan berdampak
pada meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
anggotanya. Hal
ini sejalan dengan apa yang diamanahkan dalam Keputusan Menteri
Kelautan dan Perikanan Nomor 14 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Penumbuhan dan
Pengembangan Kelembagaan Pelaku Utama Perikanan, dimana kelompok perikanan ditumbuhkan dengan tujuan
sebagai wadah proses belajar, wahana kerja sama, penyedia sarana dan prasarana
perikanan, unit produksi perikanan, unit pengolahan dan pemasaran, unit jasa
penunjang, organisasi kegiatan bersama dan kesatuan swadaya/swadana. Penyuluh
perikanan diharapkan secara
berkelanjutan mendampingi kelompok tersebut untuk menjadi kelompok yang
mandiri. Kemandirian kelompok merupakan indikator kinerja dari BPSDMP KP,
sementara salah satu indikator kemandirian kelompok adalah meningkatnya
rata-rata produksi kelompok.
Penyuluhan dan pendampingan memiliki
peran yang sangat penting dikarenakan penyuluhan bukan saja berperan dalam
kegiatan prakondisi masyarakat agar tahu, mau dan mampu berperan serta dalam
pembangunan kelautan dan perikanan, akan tetapi juga berintegrasi dengan fungsi
pendampingan yang secara terus menerus sehingga tumbuh kemandirian dalam usaha
kelautan dan perikanan yang akhirnya meningkatkan produktivitas usahanya. Dimana strategi pemberdayaan
kelompok perikanan dalam rangka meningkatkan produksi kelompok perikanan tersebut dilakukan melalui
penyuluhan dan pendampingan. Dengan
mandirinya sebuah kelompok, kedepan mereka akan mampu juga meningkatkan
kompetitif dan daya saing produk mereka
khusnya di era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) sekarang ini.
Penyuluhan
perikanan sebagai garda terdepan dan leading sector dalam
pencapaian kesejahteraan masyarakat pelaku utama kelautan dan perikanan, diharapkan dapat mengarahkan pelaku utama kepada standar atau
ukuran yang dipakai untuk menilai kinerja kelompok pelaku utama dengan variabel
memanfaatkan, mengolah, dan mengelola optimalisasi potensi sumberdaya untuk
kesejahteraan dan kemandirian anggota kelompok pelaku utama tersebut. Kelompok
mandiri yang dinilai harus memenuhi kriteria kelompok mandiri sesuai Petunjuk
Teknis Menuju Kelompok Mandiri yang terdiri dari tiga aspek, terdiri dari aspek
teknis dan manajemen, aspek keuangan, dan aspek sosial-ekonomi. Sehingga target sebanyak
6.400 kelompok perikanan mandiri dari 60.000 kelompok perikanan yang
disuluh pada tahun 2016 ini diharapkan dapat dicapai
dengan terus keberja dengan tetap bekerjasama antara penyuluh perikanan dan kelompok
binannya sesuai dengan wilayah kerja masing-masing penyuluh.
Peran Kelompok sebuah
kelembagaan kelompok pelaku utama bidang kelautan dan perikanan dapat memiliki
peranan antara lain sebagai berikut:
1.
Sebagai
media komunikasi dan pergaulan sosial yang wajar, lestari dan dinamis.
2.
Sebagai
basis untuk mencapai pembaharuan secara merata.
3.
Sebagai
pemersatu aspirasi yang murni dan sehat.
4.
Sebagai
wadah yang efektif dan efisien untuk belajar serta bekerja sama.
5.
Sebagai
teladan bagi masyarakat lainnya.
Fungsi
Kelompok untuk dapat mewujudkan peranan tersebut maka kelompok seharusnya dapat
berfungsi antara lain sebagai:
(1)
Kelas belajar; (2) Wadah kerja sama; (3) Unit produksi; (4) Organisasi kegiatan
bersama; dan (5) Kesatuan swadaya dan swadana
1) Kelompok Sebagai Kelas Belajar
Sebagai
kelas belajar, kelompok merupakan media interaksi belajar antar pelaku utama.
Mereka dapat melakukan proses interaksi edukatif dalam rangka mengadopsi
inovasi. Mereka dapat saling Asah, Asih dan Asuh dalam menyerap suatu informasi
dari fasilitator, mediator, pemandu, pendamping, penyuluh dan pihak lain.
Mereka akan dapat mengambil kesepakatan tindakan bersama apa yang akan diambil
dari hasil belajar tersebut. Dengan demikian proses kemandirian kelompok akan
dapat dicapai. Di dalam kelompok sebagai kelas belajar para pelaku utama akan
dapat melakukan komunikasi multi dimensional. Mereka dapat mempertukarkan
pengalaman masing-masing, sehingga akan membuat pelaku utama semakin dewasa
untuk dapat keluar dari masalahnya sendiri, tanpa adanya ketergantungan pada
petugas (pendamping, penyuluh dan lain-lain).
2) Kelompok Sebagai Wadah Kerja Sama
Sebagai
wadah kerja sama, kelompok pelaku utama merupakan cerminan dari keberadaan
suatu wadah kerjasama. Kelembagaan pelaku utama sebagai wahana kerjasama antara
anggota kelompok dan antara kelompok dengan pihak lain:
a) menciptakan suasana saling kenal, saling percaya mempercayai dan selalu berkeinginan untuk berkejasama dalam bisnis perikanan.
a) menciptakan suasana saling kenal, saling percaya mempercayai dan selalu berkeinginan untuk berkejasama dalam bisnis perikanan.
b)
menciptakan suasana keterbukaan dalam menyatakan pendapat dan
pandangan-pandangan di antara anggota untuk mencapai tujuan bersama dalam
kegiatan bisnis perikanan.
c)
mengatur dan melaksanakan pembagian tugas/kerja diantara sesama anggota sesuai
dengan kesepakatan bersama.
d)
mengembangkan kedisiplinan dan rasa/tanggung jawab diantara sesama anggota
kelompok dalam mencapai keberhasilan bisnis perikanan.
e)
merencanakan dan melaksanakan musyawarah dan pertemuan-pertemuan lainnya agar
tercapai kesepakatan yang bermanfaat bagi kelompoknya dalam menunjang bisnis
perikanan.
f)
mentaati dan melaksanakan kesepakatan yang dihasilkan bersama dalam kelompok
g)
melaksanakan tukar menukar pikiran.
h)
bekerjasama dengan pihak-pihak penyedia kemudahan sarana produksi perikanan,
pengolahan, dan pemasaran hasil.
i)
mengembangkan kader kepemimpinan di kalangan para anggota kelompok dengan jalan
memberikan kesempatan kepada setiap anggota untuk megembangkan keterampilan
dibidang tertentu sehingga berperan sebagai agen teknologi.
j)
mengadakan akses ke lembaga keuangan untuk keperluan pengembangan usaha para
anggota kelompok
k)
melaksanakan hubungan melembaga dengan kios penyedia sarana produksi perikanan
dalam pelaksanakan RUK, pengolahan, pemasaran hasil dan permodalan.
3)Kelompok
Sebagai Unit Produksi.
Kelompok
pelaku utama sebagai unit produksi, erat hubungan dengan wadah kerja sama
misalnya kelompok pembudidaya ikan. Dengan melaksanakan kegiatan budidaya
secara bersama–sama dapat dicapai efisiensi yang lebih tinggi misalnya, dalam
pengadaan sarana produksi, perkreditan, dan pemasaran hasil. Oleh karena itu
dengan fungsi kelompok sebagai unit produksi akan dapat dicapai skala ekonomis
usaha yang dapat memberikan keuntungan yang lebih besar kepada para pelaku
utama.
4) Kelompok Sebagai Organisasi Kegiatan Bersam
Dengan
berkelompok maka pelaku utama akan belajar mengorganisasi kegiatan bersama-sama,
yaitu membagi pekerjaan dan mengkoordinisasi pekerjaan dengan mengikuti tata
tertib sebagai hasil kesepakatan mereka. Mereka belajar membagi peranan dan
melakukan peranan tersebut. Mereka belajar bertindak atas nama kelompok yang
kompak, yaitu setiap anggota merasa memiliki commitment terhadap kelompoknya.
Mereka merasa "In Group" yaitu mengembangkan "ke-kitaan bukan
ke-kamian". Dengan demikian akan merasa bangga sebagai suatu kelompok yang
terorganisasi secara baik, dibandingkan berbuat sendiri-sendiri.
5) Kelompok Sebagai Kasatuan Swadaya dan Swadana
Kelompok
pelaku utama adalah kumpulan pelaku utama yang mempunyai hubungan atau
interaksi yang nyata, mempunyai daya tahan dan struktur tertentu,
berpartisipasi bersama dalam suatu kegiatan. Hal ini tidak akan dapat terwujud
tanpa adanya kesatuan kelompok tersebut.
Pelaku utama diharapkan dapat mandiri dalam arti mampu merumuskan masalah, mengambil keputusan, merencanakan, melaksanakan kegiatan dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Tumbuhnya kemandirian tersebut diharapkan dapat dilakukan melalui kelompok
Pelaku utama diharapkan dapat mandiri dalam arti mampu merumuskan masalah, mengambil keputusan, merencanakan, melaksanakan kegiatan dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Tumbuhnya kemandirian tersebut diharapkan dapat dilakukan melalui kelompok