1.
Latar Belakang
§ Koperasi
perikanan di Jepang mengalami sejarah perjalanan yang panjang. Koperasi modern
berkembang seiring dengan pertumbuhan ekonomi kapitalis. Pemerintah Meiji
(1868) menghapuskan sistem feodal dan menciptakan sistem pemerintahan modern
dan mendeklarasikan bahwa “laut adalah milik negara”. Pada saat itulah
pemerintah memperkenalkan “Regulasi untuk Asosiasi Nelayan” yang mendorong
nelayan dari semua komunitas untuk mengorganisir diri menjadi Asosiasi. Itulah
awal berdirinya koperasi perikan.
§ Pada
tahun 1901 diterbitkan UU Perikanan dan disinilah diperkenalkan hak menangkap
ikan. Asosiasi Nelayan kemudian dibentuk sebagai organisasi otonom dengan
kewenangan mengelola hak penangkapan ikan.
§ Asosiasi
Nelayan secara bertahap terbentuk berubah menjadi Koperasi Serba Guna.
Kemudian, Pemerintah membentuk Bank Sentral untuk Koperasi Industri, dan
Asosiasi Nelayan diubah menjadi Asosiasi Koperasi Perikanan (FCAs) sehingga
Koperasai Nelayan (FCA) ini dapat diizinkan untuk menggunakan layanan keuangan
bank tersebut.
§ Keterikatan
nelayan terhadap para pedagang dan tengkulak pada saat itu mendorong komunitas
nelayan untuk upaya pemasaran bersama dan sukses pada tahun 1960-an.
2.
Membangun Kembali FCA Lokal
§ Undang-Undang
Koperasi Perikanan Baru diberlakukan pada tahun 1949 setelah perang dunia,
dengan memasukkan Prinsip Koperasi (Principles of Cooperatives) yang diterima
secara internasional. Tidak lama setelah itu pemerintah mensyahkan 3.800
koperasi perikanan.
§ Ketika
koperasi perikanan bertumbuh dan jumlah nelayan meningkat, menyebabkan stok
ikan menurun serta pendaptan nelayan menurun sehingga nelayan kemudian banyak
yang menganggur.
§ Pada
tahun 1960 pemerintah memberlakukan UU Peningkatan Manajemen dan Restrukturisasi
FCA dan UU Promosi Perikanan Pesisir serta mensubsidi pembangunan fasilitas
cold storage, pasar di landing area,dan infrastruktur lainnya. FCA mengalami
pertumbuhan yang luar biasa dari tahun 1960-an hingga 1970-an.
§ Namun,
industri perikanan telah menurun dari tahun ke tahun sejak dimulainya era zona
200 mil pada tahun 1977, dan resesi ekonomi selama bertahun-tahun menyebabkan
kesulitan keuangan banyak FCA di Jepang. Banyak FCA telah mengalami
restrukturisasi dalam organisasi dan bisnis mereka. Adapun FCA yang masih terus
berkembang adalah FCA yang memegana gagasan mendasar bahwa setiap nelayan harus
bersatu dan berpartisipasi dalam pengoperasian FCA.
3.
Organisasi FCAs
a. Keanggotaan
UU
Koperasi Perikanan diatur dalam pasal 18, Kualifikasi Keanggotaan “Orang-orang
yang memenuhi syarat untuk keanggotaan adalah sebagai berikut; 1) Nelayan yang bertempat tinggal dalam
wilayah yuridis koperasi dan mengelola atau terlibat dalam perikanan untuk
jangka waktu lebih dari 90 hingga 120 hari setahun sebagaimana ditentukan oleh
pasal kerja sama. "; 2)Perkumpulan
produksi nelayan yang beralamat atau tempat usaha dalam wilayah yuridis
koperasi, 3) Badan hukum yang mempunyai alamat atau tempat usaha dalam wilayah
yuridis koperasi dan operasi perikanan dengan mempekerjakan kurang dari 300
karyawan dan dengan kapal penangkap ikan dengan jumlah kurang dari antara 1.500
dan 3.000 ton kotor secara total.
b. Sistem
Adminitrasi
-
Rapat Umum setahun sekali
-
Direksi harus berprofesi sebagai pelaku
utama/usaha perikanan
-
Auditor merupkan pelaku utama/usaha
perikanan yang telah dilatih keuangan
-
Staf kariawan harus memiliki keterampilan
bisnis
c.
Jaringan Organisasi FCA
Di
bawah Pemerintah Pusat Jepang, ada 47 pemerintah prefektur di distrik, di mana
42 prefektur menghadap ke laut dan di bawah pemerintah prefektur, Pemerintah
daerah (kotamadya sebagai, kota, kota, desa) Pekerjaan jaringan FCA juga tiga
sistem tingkat. Federasi Nasional FCA ada di Tokyo, Federasi Prefektur FCA di
42 Prefektur dan FCA Area Lokal terletak di setiap kotamadya.
4.
Bisnis Ekonomis
§ Bisnis
pemasaran merupakan pilar penting FCA, karena sebagian besar gaji karyawan dan
biaya manajemen lainnya dihasilkan dari komisi penjualan sekitar 5% hingga 8%.
§ FCA
skala kecil yang belum memasarkan ikan mengangkut ikan ke FCA terdekat dan
mengirimkan penjualan ke FCA ini. Dalam hal ini, FCA ini harus membayar komisi
penjualan 1% atau 3% ke FCA.
§ Perantara
dan pembeli lainnya ditunjuk oleh FCA dan mereka harus melakukannya menyetor
uang sebagai jaminan untuk mengambil bagian dalam Pasar FCA tertentu. Tidak ada
pembeli ikan yang diizinkan untuk melakukan pembelian tak terbatas dalam jumlah
yang tidak masuk akal. Ini ditentukan dalam kontrak transaksi antara FCA dan
Pembeli
§ FCA
menjalankan Bisnis Kredit, yaitu simpan pinjam untuk nelayan anggota. Jika
diperlukan, FCA meminjam uang dari Federasi Kredit atau Bank Koperasi Sentral
untuk Pertanian, Kehutanan dan Perikanan. (Norin Chukin).
§ Semua
FCA di Jepang menyelenggarakan “National Mutual Insurance Federation of FCA (Kyosuiren)”
dan Asuransi mutual yang dikontrak oleh FCA.
§ FCA
memasok alat tangkap, bahan bakar minyak dan kebutuhan lainnya untuk nelayan.
FCA berusaha keras untuk membeli barang semurah mungkin dengan membeli bersama.
§ Fasilitas
umum perikanan diadministrasikan dan dikelola oleh Pemerintah Kota, tetapi
Biaya penggunaan Fasilitas dikumpulkan oleh FCA dan beberapa di antaranya
diserahkan manajemen ke FCA. Sebagian besar fasilitas fungsional dikelola oleh
FCA.
5.
Bimbingan dan Kegitan Pendidikan
Layanan
FCA ini mencakup berbagai macam kegiatan seperti bimbingan, pendidikan,
mensponsori berbagai pertemuan, kegiatan anti polusi, pengelolaan sumber daya,
hubungan masyarakat, pengendalian hak penangkapan ikan, konsultan manajemen
untuk nelayan, mempromosikan kegiatan kelompok Youth Group, kelompok perempuan,
dan kegiatan non ekonomi lainnya. Kegiatan ini bukan bisnis yang ekonomis,
tetapi fungsinya cukup penting untuk memperkuat FCA sebagai organisasi koperasi.
6.
Pembiayaan FCA
Banyak FCA tidak mampu mengumpulkan dana yang cukup
untuk fasilitas mereka atau untuk memberikan pinjaman kepada para nelayan, oleh
karena itu, semua FCA di Hokkaido atau di Prefektur lain telah memusatkan
simpanan mereka ke Federasi Kredit. Dengan demikian, Federasi Kredit telah
menghasilkan banyak uang dan mengulurkan bantuan kepada FCA yang lebih lemah. Pinjaman
bersubsidi pemerintah berbunga rendah digunakan sebanyak mungkin untuk membantu
mengelola keuangan FCA dengan lebih baik; situasi modal yang sehat harus
dipertahankan.
7.
Status Organisasi FCA Saat Ini
Jumlah
FCA di Jepang menurun dari 2.106 pada tahun 1990 menjadi hanya 1.744 di 2.000
dan 1.073 di 2010. Setelah runtuhnya ekonomi Jepang pada tahun 2000,
pengelolaan FCA menjadi lebih serius, sehingga Pemerintah Jepang mengajukan
rencana reformasi yang menggabungkan gagasan Federasi Nasional FCA untuk
mengurangi jumlah menjadi satu FCA per Prefektur.
Yang dipelajari/diambil manfaatnya dari pembelajaran
Ø Perbedaan
Koperasi Perikanan Jepang dengan Indonesia
Jepang |
Indonesia |
§ Nelayan Jepang
harus berada di bawah salah satu FCA, dan tidak bisa menangkap ikan di
wilayah FCA lain |
§ Nelayan
Indonesia tidak harus berada di bawah salah satu Koperasi Perikanan |
§ FCA diberikan
Pemerintah Prefektur untuk mengotrol zona penangkapan ikan dan setiap nelayan
anggota FCA diberikan izin oleh FCA sesuai dengan area di mana izin diberikan
kepada nelayan |
§ Koperasi
Perikanan Indonesia tidak diberikan hak untuk mengontrol zona penangkapan
ikan dan tidak semua anggota koperasi perikanan di Indonesia diberikan izin
penangkapan ikan sesuai dengan area di mana izin diberikan |
§ Anggota
koperasi harus mengelola atau terlibat dalam perikanan untuk jangka waktu
lebih dari 90 hingga 120 hari setahun |
§ Ketentuan
anggota koperasi perikanan Indonesia tidak diatur mutlak, tetapi disesuaikan
dengan AD/RT |
- Membangun koperasi perikanan yang mapan membutuhkan waktu, sumber daya manusia dan dukungan stakeholders terkait khusunya komunitas nelayan
- Koperasi sangat berperan penting dalam kegiatan usaha perikanan, khusunya dalam hal melepaskan nelayan dari pedagang atau tengkulak
- Semakin banyak koperasi perikanan belum tentu semakin mensejahtrakan pelaku utama/usaha perikanan, tetapi jika koperasi perikanan yang ada berdiri tangguh dan kokoh dengan memegang azas komitmen bersama tentu akan lebih baik
- Koperasi yang matang harus melewati beberapa decade untuk mengalami pertumbuhan, dan koperasi yang maju adalah koperasi yang tetap solid ditengah tantangan tersebut