PENDAHULUAN
Evaluasi merupakan bagian dari proses manajemen sumber
daya manusia yang digunakan untuk menilai capaian
kita atas tugas yang diberikan. Hal ini berlaku baik bagi kegiatan Pemerintah,
usaha, maupun kegiatan masyarakat. Sejalan itu pula, dikembangkan metode
evaluasi yang melibatkan masyarakat sebagai subyek dan pelaku utama yang
menjadi isu sentral dalam kegiatan yang dilakukannya.
Dalam konteks penyuluhan perikanan, capaian hasil bukan hanya sekedar ”Transfer of Technology” saja,
tetapi seberapa banyak memindahkan energi sosial
yang kita miliki untuk berfikir dan berbuat dari yang bersifat
filosofis dan penerapannya kepada kelompok sasaran. Dengan
demikian, kelompok pelaku utama Kelautan dan Perikanan (KP) dapat menempatkan dan memerankan dirinya sebagai subjek yang tahu dan faham atas kegiatannya, mampu menemukenali permasalahan, dan
menyelesaikannya sesuai kebutuhan dan
kondisi lingkungannya.
Kemampuan mengevaluasi diri dari, oleh, dan
untuk kelompok pelaku utama KP perlu dikembangkan oleh para penyuluh perikanan
swadaya, sehingga para anggota kelompok mampu menjadi unsur pengguna aktif sistem penyuluhan KP. Pada gilirannya, mampu menarik pengetahuan,
ketrampilan, dan sikap yang positif tersebut ke pedesaan atau tingkat akar rumput dalam
memanfaatkan semua sumberdaya dan
kesempatan yang potensi dengan prinsip-prinsip bisnis. Untuk itu, para penyuluh swadaya dan para pelaku utama perlu diberikan kesempatan untuk berperan
aktif dalam merencanakan,
mengorganisasikan diri, melaksanakan dan mengembangkan usaha, serta mengevaluasi diri dan kegiatannya
untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
Khusus dalam model evaluasi ini harus partisipatif dan mampu memacu produktivitas, serta menjamin kesejahteraan pelaku utama secara terukur. Untuk itu, hal tersebut akan tercapai apabila sudah
dilakukan penilaian atau pembobotan capaian kegiatannya. Untuk itu, kompetensi evaluasi yang bersifat partisipatif dan
pengukurannya harus dikuasai oleh seorang Penyuluh Perikanan Swadaya dalam
memerankan tugas dan fungsinya.
Penilaian atau pembobotan ini dapat
digunakan untuk menemukenali dan menentukan kelemahan dari kinerja kegiatan. Untuk itu, melalui
penerapan Metode Jaring laba-laba (spider web) merupakan salah satu
instrumen bagi Penyuluh Perikanan Swadaya atau kelompok pelaku utama
tentang cara yang sederhana dan cepat untuk menilai
suatu pencapaian dari kegiatan atau komponen kegiatan dan menemukenali
kelemahannya yang perlu diperbaiki agar mendapatkan capaian
hasil yang maksimal atau sesuai harapan.
Modul Evaluasi
partisipatif dengan metode Jaring laba-laba (spider web) dimaksudkan untuk mengenalkan
kepada Penyuluh Perikanan Swadaya atau
kelompok pelaku utama tentang cara
yang sederhana dan cepat untuk menilai suatu kegiatan yang telah selesai
dilakukan dan untuk mengetahui pencapaian dari kegiatan/komponen kegiatan tersebut serta hal-hal yang masih lemah dan yang perlu
dilakukan perbaikan agar mendapatkan capaian hasil yang maksimal
atau sesuai harapan.
Alat jaring
laba-laba ini dapat digunakan
untuk menilai semua kegiatan yang dikembangkan baik yang dilakukan secara
individu maupun secara berkelompok seperti mengevaluasi penerapan teknologi usaha perikanan dan bisnis usaha
lainnya, serta evaluasi kinerja organisasi kelompok.
Tujuan khusus metode evaluasi jaring laba-laba: (1) bagi individu
pelaku utama/kelompok untuk mendapatkan secara bersama-sama menemu kenali mendapatkan informasi dari setiap komponen dan
sub komponen kegiatan yang masih lemah dan yang perlu diperbaiki; (2) Bagi Penyuluh Swadaya dan atau
Fasilitator sebagai alat untuk mendapatkan
informasi secara cepat dari kegiatan pelaku utama/kelompok pelaku utama yang
dianggap masih lemah dan yang memerlukan perbaikan melalui pertemuan, percontohan, dan pelatihan.
METODA/TAHAPAN
Metoda yang digunakan
dengan diskusi kelompok dan praktek
bersama, untuk:
1. Kelompok Pelaku Utama didampingi oleh Penyuluh Swadaya/Fasilitator melakukan diskusi untuk
menentukan indikator dan sub-indikator kegiatan yang akan di evaluasi.
2. Menentukan ukuran nilai untuk setiap Indikator dan sub-indikator.
3. Setiap anggota menentukan sendiri nilai yang dicapai dari kegiatan yang telah
dilaksanakan, angka hasil penilaian dari setiap anggota di jumlahkan dan dirata-ratakan
(jumlah nilai dari setiap anggota
dibagi dengan jumlah anggota yang memberikan nilai).
Nilai rata-rata tersebut adalah angka untuk indikator yang
diukur.
4. Anggota Kelompok menggambar lingkaran dan dari titik pusat lingkaran
membagi lingkaran sesuai dengan jumlah indikator kegiatan yang dinilai.
5. Selanjutnya menentukan titik sesuai dengan nilai yang ditetapkan dari
setiap indikator dan dilanjutkan menarik
garis dari setiap titik sehingga terbentuk jaring laba-laba.
6. Dari gambar jaring laba-laba ini Pelaku Utama/Kelompok Pelaku utama dapat mengetahui secara
cepat kecenderungan indikator kegiatan mana yang masih lemah, dengan melihat kembali sub-indikator mana saja yang nilainya rendah.
7. Kelompok kemudian mendiskusikan apa penyebab masih lemahnya pelaksanaan
kegiatan tersebut dan menetapkan upaya-upaya untuk memperbaiki kelemahan
tersebut pada kegiatan yang akan datang.
8. Kelompok kemudian menyusun rencana kerja untuk Kegiatan musim tanam
berikutnya dan menetapkan standar kegiatan yang akan dilakukan untuk setiap komponen
kegiatan utama.
Bagi Penyuluh
Swadaya/Fasilitator, informasi jaring laba-laba ini dapat digunakan
untuk menentukan materi penjelasan/pelatihan yang perlu disampaikan dengan
melihat indikator kegiatan mana yang masih lemah kepada Individu/kelompok
binaannya
KELUARAN
Setiap orang adalah
Pemimpin, dan Setiap Pemimpin akan diminta pertanggungjawabannya.
Metoda Evaluasi Partisipatif ini dirancang agar menghasilkan
keluaran sebagai berikut:
1.
Meningkatnya kemampuan penyuluh swadaya/fasilitator dalam
menjelaskan kepada para pelaku utama dan pelaku usaha tentang cara menemukenali
indikator kinerja kegiatan dan tahapan kritis penerapan teknologi usahanya.
2. Meningkatnya kemampuan penyuluh swadaya/fasilitator dalam menerapkan
metoda evaluasi partisipatif kepada pelaku utama dan pelaku usaha pada kegiatan
usahanya.
Meningkatnya
kemampuan penyuluh swadaya/fasilitator untuk memberi penyuluhan
kepada pelaku utama dan pelaku usaha dalam
membuaat tindak lanjut penanggulangan permasalahan yang dihadapi.
EVALUASI
Evaluasi penerapan metoda partisipatif ini, dilakukan dengan menjawab pertanyaan:
1.
Apakah yang dimaksud evaluasi metode jaring
laba-laba?
2.
Sebutkan tahapan evaluasi metode jaring
laba-laba?
3.
Bagaimana mengerjakan evaluasi metode jaring laba-laba?
Jawaban dapat diperkuat dengan menjalankan dan menguasai latihan-latihan
tahapan kegiatan
No comments:
Post a Comment